Posts

Belajar dari Kisah Tragis Nisza Ismail dan Wang Yue

Image
Dua migguan yang lalu kita dan dunia dihebohkan oleh peristiwa terlindasnya anak balita Wang Yue (2) oleh dua buah mobil di kota Fosan, Provinsi Guangdong China. Reaksi keras muncul karena dalam sebuah video yang beredar di dunia maya, Pas kejadian tak ada orang yang menolong bocah malang tsb. Padahal orang nampak lalu lalang . Beruntung  muncul seorang pemulung yang kemudian memindahkan Wang Yue dari jalanan. Dari negeri yang kita disuruh menuntut ilmu sampai jauh ke sana, kita mendapat pelajaran berharga. Rasa kemanusiaan dan kepedulian kita terhadap sesama sudah kian luntur saja. Besar harapan kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa mengenaskan tersebut. Namun apa daya… Beberapa hari yang lalu, tak jauh dari halaman rumah kita di Cimahi,. Nisza Ismail, bayi  berumur 8 bulan nyawanya tak terselamatkan karena pihak rumah sakit konon katanya lamban dalam melakukan tindakan medis dikarenakan orang tua Nisza belum bisa memenuhi kekurangan uang administrasi.sebesar Rp.

Selamat Jalan Marco...

Image
Arena MotoGP tanggal 23/10/2011 kehilangan seorang pembalap terbaiknya. Marco Simoncelli (24) tewas setelah terlibat dalam sebuah insiden di GP Malaysia. Pembalap nyentrik dengan rambut gondrong kribo yang merupakan salahsatu daya tarik MotoGp kini telah tiada. Kita takkan lagi melihat manuver-manuver Marco Simoncelli (24) yang kadang-kadang bikin geram pembalap lainnya karena dinilai terlalu 'berani' dan dipandang bisa membahayakan keselamatan pembalap lain. Pembalap Italia yang digadang-gadang sebagai penerus kejayaan The Doctor ini  menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit. Bersama Valentino Rossi (32), Simoncelli merupakan dua ikon balap motor Italia. Dua pembalap ini bersahabat dekat. Rossi pun tak segan-segan menyebut sahabatnya ini sebagai "adiknya." Italia dan penggemar MotoGP pun pantas berduka. CONI (Komite Olimpiade Italia) pun bersimpati dengan kepergiannya. Semua kegiatan olahraga yang dilaksanakan pada hari Minggu dihentikan selama

Festival Braga 2011

Image
~…Jalan braga tetep teu robah teu galideur tahan sajarah gunta ganti henteu niru cara nu séjén tuh jalan nu patén héy jalan konsékwén…~ Begitu petikan bait Lagu Jalan Braga yang dipopulerkan oleh Hetty Koes Endang. Jalan Braga pada beberapa hari terakhir kembali menjadi buah bibir karena pada Tanggal 23-25 September 2011 diselenggarakan Festival Braga yang mengambil tempat di jalan yang legendaris tersebut. Festival yang untuk tahun ini diselenggarakan oleh Pemkot Bandung sebagai salahsatu bagian dari perayaan Ultah Kota Bandung yang ke 201 terasa meriah. Jalan yang pada tahun 1900 dinamakan Jalan Pedati (Pedatiweg) selama 3 hari menjadi sorotan.Di jalan pada Jaman  Belanda (era 1920-1930-an) banyak ditemukan toko-toko dan butik yang  menjual pakaian yang mengambil model dari Paris, Perancis. Yang dari sanalah  lahir pula sebutan   Parisj Van Java . Jalan Braga beberapa hari kemarin  kembali menjadi primadona. Seolah kembali mengulang kejayaan masa lalu. Jalan yang kini aspalnya

Pemimpin Oh...Pemimpin....

Image
Mendengar berita ketua DPRD Jabar minta pindah rumah dengan anggaran Rp.15 Milyar dengan alasan karena konon katanya rumah dinasnya yang sekarang terlalu dekat dengan Mesjid dan lahan parkirnya kurang luas. Koq cetek banget yah. Moga-moga nih berita Cuma mengada-ada saja. Rasululullah SAW saja (baca: pemimpin umat) pintu rumahnya nempel ke Mesjid. Biar bisa mengurusi permasalahan umat tanpa mengganggu ibadah kesehariannya. Malah kalau memang mau mencontoh Rasul, tuh rumah dinas udah pas banget yah lokasinya. Kok serasa dejavu ya?.. Ingat ke beberapa tahun silam. Kala itu Kang Harry Roesli membuat tulisan tentang wakil rakyat sebagai kritik terhadap kebijakan bagi-bagi uang Rp. 25 Milyar kepada anggota DPRD Jabar yang diambil dari pos APBD . GAJI presiden lebih besar dari gaji wakil presiden. Gaji gubernur juga lebih banyak dari gaji wakil gubernur. Gaji camat pasti juga lebih dari wakil camat. Jadi gaji rakyat harusnya lebih besar dari gaji wakil rakyat,ya toh!? Saya ini

Membentuk Generasi yang jujur dengan Pramuka

Image
Ngomongin Hari jadi Pramuka yang sudah setengah abad yang jatuh pada tanggal 14 Agustus 2011 membalikan kembali kenangan ke masa kecil .Waktu sekolah dulu senang banget dengan yang namanya kegiatan Pramuka. Konon Tema HUT Pramuka kali ini bertajuk Satu Pramuka untuk Satu Indonesia, Jayalah Indonesia. Dan mengambil sub tema Pramuka Penyelamat Generasi Muda. Moga-moga ini tema bukan cuma bagus di judulnya doang tapi dalam segi implementasinya juga Pramuka ini mendapat perhatian. Pramuka yang merupakan wadah pembinaan generasi muda sejak dini butuh perhatian serius dari pemerintah. Niatan luhur untuk mengenalkan nilai-nilai kejujuran, toleransi, kerja keras, cinta tanah air yang sejatinya ini merupakan modal untuk membangun karakter bangsa perlu dipupuk dan ditumbuhkembangkan. Perlu upaya nyata , tak  cukup dengan slogan. Jangan sampai anak-anak yang kurang mampu yang tersebar di sekolah-sekolah negeri di daerah malah terbebani dengan biaya ekstra untuk beli seragam Pramuka dan sega

Depok selalu di hati

Bukan hanya karena ada lomba blog saja saya tergerak untuk menulis tentang kota Depok. Saya bermaksud hendak berbagi, walaupun yang dibagi hanya sebuah cerita. Selama sepuluh tahun bekerja di Jakarta periode 1996-2006, kota Depok memang tak bisa lepas dari ingatan.Karena selalu saja saya singgah di kota ini. Depok yang berada di selatan Jakarta memang cocok menjadi kota yang menyokong dan penyangga  ibukota. Wilayahnya masih rimbun dan asri. Pertumbuhan perekonomian  masyarakatnya yang menggeliat bergerak naik. Potensi inilah yang ditangkap sebagai peluang oleh dunia pertelekomunikasian . Kebetulan saya bekerja di perusahaan operator telekomunikasi swasta yang konon terkenal karena tariff murahnya. Banyak BTS (Base Transceiver Service) atau pemancar operator kami yang berada di wilayah Depok, seperti BTS  Sawangan, Cimanggis, Cipayung, dll. Sekitar  awal tahun 2000an, pelanggan di Depok yang menggunakan jasa

Sial tanpa angka 13

Image
Kalau Angka 13 biasanya diidentikan dengan angka sial. Ini tidak berlaku bagi Timnas Jerman. Ketidakhadiran Nomor 13 justru membuat petaka bagi Tim Panser tersebut. Adalah Thomas Mueller, sang pemilik Nomor Punggung 13 yang tak bisa bermain pada partai seminal melawan Spanyol. Hasilnya Tim Panser Loyo dan digebuk Spanyol dengan skor 1-0 lewat gol tandukan Charles Puyol. Sudah menjadi tradisi di Timnas Jerman bahwa pemain dengan Nomor punggung 13 adalah pemain yang sangat penting bahkan bisa dibilang ruh permainan. Sebelum Mueller, pemilik Nomor punggung 13 adalah Michael Ballack sang kapten. Sayang Ballack tak bisa hadir di Afsel karena di final piala FA kakinya ditebas pemain Portsmouth sehingga menderita cedera serius. Beruntung sang pengganti yang muda belia bisa menggantikannya perannya dengan baik. Beberapa dekade sebelumnya Jerman punya striker kahot bernomor punggung 13, Gerd Mueller yang memegang rekor pencetak gol terbanyak kedua di Piala Dunia setelah Ronaldo dengan 14 Gol