Pemimpin Oh...Pemimpin....


Mendengar berita ketua DPRD Jabar minta pindah rumah dengan anggaran Rp.15 Milyar dengan alasan karena konon katanya rumah dinasnya yang sekarang terlalu dekat dengan Mesjid dan lahan parkirnya kurang luas. Koq cetek banget yah. Moga-moga nih berita Cuma mengada-ada saja.
Rasululullah SAW saja (baca: pemimpin umat) pintu rumahnya nempel ke Mesjid. Biar bisa mengurusi permasalahan umat tanpa mengganggu ibadah kesehariannya. Malah kalau memang mau mencontoh Rasul, tuh rumah dinas udah pas banget yah lokasinya.

Kok serasa dejavu ya?.. Ingat ke beberapa tahun silam. Kala itu Kang Harry Roesli membuat tulisan tentang wakil rakyat sebagai kritik terhadap kebijakan bagi-bagi uang Rp. 25 Milyar kepada anggota DPRD Jabar yang diambil dari pos APBD .
GAJI presiden lebih besar dari gaji wakil presiden. Gaji gubernur juga lebih banyak dari gaji wakil gubernur. Gaji camat pasti juga lebih dari wakil camat.
Jadi gaji rakyat harusnya lebih besar dari gaji wakil rakyat,ya toh!?


Saya ini sudah jadi rakyat, dan anggota DPR maupun DPRD itu baru jadi
wakil rakyat. Untuk itu, kalau kemarin-kemarin ini beberapa koran lokal di
Bandung dan Jawa Barat memberitakan bahwa anggota DPRD Jawa Barat diguyuri uangsebesar Rp 25 milyar dan dibagi-bagikan Rp 250 juta per kepala, sudah
seharusnya saya sebagai rakyat mendapat lebih besar dari itu. Sekali
lagi mereka itu baru jadi wakil rakyat, sedangkan saya sudah jadi rakyat!
Begitu Tulis Kang Harry Roesli. Kalau saja berita yang di awal tulisan itu benar adanya. Hmm ternyata setelah beberapa tahun telah berlalu, koq gaya para wakil rakyat ini nggak berubah juga ya?..

Rindu rasanya punya wakil rakyat(baca:pemimpin) yang sikapnya sederhana seperti Khalifah Umar bin Khattab. Kalau baca kisahnya rasa-rasanya bak dongeng deh,. Karena rasanya bakalan sulit sekali menemukan watak pemimpin seperti beliau.

Suatu ketika seorang Romawi yang hendak menemui Khalifah Umar bin Khattab nampak kebingungan mencari istana Khalifah. Karena yang disebut istana oleh sang penunjuk jalan hanya rumah sederhana seperti halnya rumah milik kaum tak berpunya.
Rindu pemimpin seperti halnya Umar yang dalam sebuah kesempatan beliau berkata:
"Saudara-saudaraku sekalian! Aku abdi kalian, kalian harus mengawasi dan menanyakan segala tindakanku. Salah satu hal yang harus diingat, uang rakyat tidak boleh dihambur-hamburkan. Aku harus bekerja di atas prinsip kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.”

Kalau di sini Khan terbalik. Uang Rakyat malah habis pake membayar 'tukang'.Bikin miris memang.
Atau ketika dalam suatu waktu Khalifah Umar bin Khattab berpidato di hadapan para gubernur. Sang Khalifah berkata:
“Ingatlah, saya mengangkat Anda bukan untuk memerintah rakyat, tapi agar Anda melayani mereka. Anda harus memberi contoh dengan tindakan yang baik sehingga rakyat dapat meneladani Anda.”
Maka wajarlah apabila seorang filosof dan penyair dari India menyebut Amirul Mukminin
Seperti embun yang mendinginkan hati bunga lily dan bagaikan topan yang menggelagakkan dalamnya sungai.
Pemimpin berwatak seperti ini, niscaya nggak khan perlu capek-capek melakukan pencitraan deh. Dijamin!

Para pemimpin kita tak perlu lah se-ekstrem Khalifah Umar yang makanannya roti yang hampir mengeras. Atau berpakaian dengan dua belas tambalan pada baju lusuhnya.

Gaya hidup sederhana standar saja. Tengoklah gaya Presiden Iran, Ahmadinejad . Kesederhanaannya meluluhkan banyak hati. Tak hanya rakyat Iran saja, seluruh rakyat dunia pun turut jatuh hati.


Comments

Popular posts from this blog

Met Ultah Jakarta

Belajar dari Kisah Tragis Nisza Ismail dan Wang Yue

Semua Tentang Empat