20 Nopember

Jalan-jalan utama kota diblokir,
Warga-warga di ring 1 dan 2 tidak boleh keluar rumah.
Terminal Bus dikosongkan. Tukang nasi bungkus, tukang minuman, tukang gorengan serta pedagang kecil lainnya,mesti menyingkir. Sopir angkot mesti merelakan mata pencahariannya terhenti sementara karena semua jalur trayeknya ditutup.
Sejumlah titik yang dicurigai bisa digunakan penyusup sebagai
akses masuk ke Istana seperti aliran sungai, gorong-gorong dan jembatan sudah dipasang kawat berduri yang konon dialiri listrik. Semua sudut, lubang tikus ke Istana dipasangi kamera pengintai.

Demi penyambutan "tamu agung",yang katanya cuma mampir 6 jam itu dana 6 Milyar dikucurkan.
Pasokan daya listrik pun ditambah untuk menerangi dan memperindah Istana.
Konon tambahan daya listrik yang disediakan tersebut kapasitasnya bisa digunakan untuk menerangi 2 desa.

Baru kali ini ada pagarbetis oleh tentara bersenjata lengkap dengan jarak 10 meteran
mengelilingi Istana dan Kebun Raya.

Makanya pantas saja semua hal yang membikin mata terbelalak tersebut tercatat di Museum Rekor.


Äpa iya menghormati tamu mesti seperti itu?.
Apalagi ini terjadi di tengah kondisi ekonomi rakyat yang lagi kembang kempis.
Naha teu disebat nyolok mata buncelik eta teh???

Penghormatan yang berlebihan sampai mengorbankan rakyat bisa menimbulkan kesan
Kayak Sang RT lagi menyambut Lurahnya.

Comments

Anonymous said…
akui saja pemerintah qta emang over acting

Popular posts from this blog

Met Ultah Jakarta

Semua Tentang Empat

Belajar dari Kisah Tragis Nisza Ismail dan Wang Yue