Bahasa Ibu

Tanggal 21 Februari katanya ditetapkan sebagai hari Bahasa Ibu Internasional. Malah sejak tahun 1951 UNESCO telah merekomendasikan penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan.

Bahasa adalah kekayaan yang patut dilestarikan.
Konon di Indonesia tercinta ini terdapat tak kurang dari 700 bahasa etnis,dengan jumlah penutur yang sangat beragam dari puluhan ribu sampai puluhan juta.

Kita ambil contoh Etnis Sunda sebagai suku bangsa terbesar kedua setelah Jawa.Dalam bukunya Concise Compendium of the World's Languages (Routledge, 1998), George L. Campbell antara lain mengatakan bahwa bahasa Sunda termasuk pada cabang bahasa Melayu-Polynesia dari rumpun Austronesia dan digunakan oleh sekitar 15 juta hingga 20 juta orang di Jawa Barat. Standar literer modern bahasa ini berdasar pada dialek Bandung.

Bandingkan dengan Belanda yang hanya berpenduduk sekitar 15 juta orang.
Tapi lucunya fakultas Sastra Sunda yang paling keren malah di Universitas Leiden, Negeri Belanda.
Konon jaman penjajahan dulu banyak literatur-literatur Sunda kuno yang diangkut oleh penjajah ke negeri mereka.

Bukan maksud untuk kembali kepada semangat kesukuan dan melunturkan persatuan bangsa dengan bahasa nasionalnya.
Namun alangkah indahnya kalau bahasa nasional menjadi pemersatu setiap etnis tanpa menghilangkan jatidiri bahasa ibu masing-masing.
Kalau kita menghilangkan bahasa ibu (bahasa etnis), mungkin dalam bahasa Indonesia sekarang kita tak akan mengenal bahasa serapan seperti halnya ngabuburit, keukeuh, dsb.

Tidak hanya kaya akan rempah-rempah, minyak bumi dan kekayaan alam lainnya.
Negeri kita juga kaya akan bencana eh bahasa... (yaa iyyaaa lahhh!! :) )

Comments

-Fitri Mohan- said…
ini mah hari ultahku. hehehehe.
Anonymous said…
Wah...Met ultah deh..Semoga umurnya barakah, banyak rejeki dan sehat selalu... :)

Popular posts from this blog

Met Ultah Jakarta

Semua Tentang Empat

Belajar dari Kisah Tragis Nisza Ismail dan Wang Yue