Bukan Dongeng

Dalam satu kunjungan ke Negeri Syam (syiria) Khalifah Umar bin Khattab datang dengan menunggangi seekor unta.Beliau datang beserta seorang pembantunya. Karena untanya cuma satu maka tiap satu kilometer, beliau gantian menunggang unta
dengan pembantunya. Setiap satu kilo Sang khalifah yg naik unta dan pembantunya yang berjalan menuntun tali kekang unta, dan satu kilo berikutnya gantian Umar yg menuntun unta dan pembantunya yg naik di punggung unta. Begitu seterusnya.

Memasuki kota Syam gilirang sang Khalifah yg menuntun unta. Betapa kagetnya Abu Ubaidah Sang Gubernur Syam kala itu ketika menyambut kedatangan tamu agungnya.
"Ya Amirul Mukminin, seluruh pejabat Syam siap menyambutmu. Tapi bagaimana jika melihatmu seperti ini."
"Mengapa?" tanya Sang Khalifah nyantei banget
"Kau ini seorang Khalifah. Tak Pantas rasanya jika begini."Lirih Sang Gubernur.
Apa Jawab sang Khalifah. "Ällah telah meninggikan kami dengan Islam. Aku tak peduli dengan ejekan manusia."

Indah rasanya kalau kita memiliki pemimpin dengan watak seperti Umar. Moral dari kisah di atas bukan berarti pemimpin sekarang mesti naek onta. :-). Intinya kebersahajaan. Rasa-rasanya hal ini yang sulit ditemukan dalam diri pemimpin akhir-akhir ini.
Walaupun hampir 2/3 dunia di bawah kekuasan Islam pada saat umar Ibnu Khattab memimpin , tapi tidak merubah kesederhaan Sang Khalifah.

Jadi nggak akan ada tuh cerita main kavling lift... upsss!!...
Nggak ada lagi dongeng jalan umum disterilkan dulu setiap sang pemimpin mau lewat.
Nggak ada cerita jadi wakil rakyat minta naik gaji dulu biar kerja buat mikirin nasib rakyatnya tambah rajin.
Nggak ada ceritanya ngelamar jadi Hakim Agung biar dapat Camry.
Nggak ada cerita kalau kunjungan nemuin rakyat aja mesti rombongan (ngabis-ngabisin duit negara aja).
Nggak ada ceritanya........(ah banyak deh pokoknya, capek nulisnya) ;P


Masih ingat nggak kisah ini? Suatu malam Auza’iy sahabat Umar, pernah ‘memergoki’ Khalifah Umar masuk rumah seseorang. Ketika keesokan harinya dia datang ke rumah itu,
ternyata penghuninya seorang janda tua yang buta dan sedang menderita sakit.
Janda itu mengatakan, bahawa tiap malam ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-obatan.
Tetapi siapakah nama orang itu, janda tua itu tidak tahu ! Padahal orang yang tiap malam datang ke rumahnya,adalah khalifah yang mereka kagumi.

Umar bin Khattab (581-644). Beliau seorang kepala negara yg menjalankan pemerintahan dengan adil, jujur dan bijaksana, ia menulis "Risalatul Qada" atau "Dustur Umar". Berisi petunjuk bagi pejabat-pejabat bawahannya dalam menerapkan
keadilan dan kejujuran dalam pemerintahan.

Tapi apa hendak dikata pemimpin-pemimpin sekarang lebih mendewakan Nicolo Machiaveli yang beranggapan lebih mudah mempertahankan kekuasaan yang korup dan tiran daripada yang adil dan jujur. I'l Principe karangannya telah dijadikan "kitab suci".
Malahan Machiavelli secara terang-terangan menganjurkana agar para penguasa tidak adil dan tidak jujur, kejam, licik dan culas, jika ingin melanggengkan kekuasaannya .
Machiaveli pasti sedang terbahak-bahak dalam kuburnya. Karena ajarannya telah banyak pengikutnya..

Rasa-rasanya,
apapun agamanya pasti pendapatnya akan seragam. Hanya orang yg tidak waras saja yg mengikuti doktrinnya Machiaveli.

Cuma akhir-akhir ini orang yang waras itu langka sekali!

Comments

Popular posts from this blog

Met Ultah Jakarta

Semua Tentang Empat

Belajar dari Kisah Tragis Nisza Ismail dan Wang Yue