Gasibu



Kalau di hari biasa Anda kebetulan melintas di depan Gedung Sate maka anda akan melihat pemandangan yang adem seperti gambar di atas. Namun coba Anda lewat ke sana di Minggu pagi, maka jangan harap pemandangan tadi bisa anda temukan. Minggu pagi lapangan di seberang gedung Sate itu penuh sesak dengan orang. Yang jualan tumpah ruah di sana. Di Hari Minggu, lapangan yang pada jaman Belanda bernama Wilhelmina Plein atau lapangan Wilhelmina itu merupakan surga bagi para pedagang kaki lima di kota Bandung yang konon pada akhir tahun 2008 jumlahnya sudah mencapai angka 15 ribu.


Sekitar tahun 50-an Konon lapangan ini digunakan oleh masyarakat Bandung Utara sebagai tempatlatihan sepakbola. Maka lapangan ini kemudian dikenal sebagai Lapangan Gasibu yang merupakan kependekan dari Gabungan Sepakbola Indonesia Bandung Utara.

Kembali lagi ke pasar kaget,
Semua barang keperluan sehari-hari bisa kita dapatkan di sana,tentunya dengan harga murah. Kalo kita bisa nawar sihh..

Dari mulai tukang alat-alat dapur, tukang kasur, tukang pakaian bejibun. Mau yang baru atau yang bekas, tinggal pilih aja. Tukang jualan aneka masakan juga banyak dari mulai tukang sayur tutut (baca: keong sawah), nasi timbel, tahu Sumedang, kerak telor (eiitt..ini makanan org betawi yach?), dan macem-macem masakan lainnya bisa kita temukan disana. Tak ketinggalan atraksi doger monyet (topeng monyet) bisa jadi alternatif tontonan yang menghibur bagi anak-anak.


Di tengah budaya gusur-menggusur yang dilakukan aparat satpol PP terhadap PKL yg dianggap merusak keindahan kota, kerelaan Pemkot untuk mengizinkan para PKL untuk berjualan di sekitar gedung sate walau hanya hari Minggu pagi patut diacungi jempol juga.
Ya setidaknya pemerintah memberi ruang pada pedagang kecil untuk mengais rezeki walau hanya di Minggu pagi. Keberpihakan ini yang patut dijaga.

Asal efek dari pasar tumpah di hari Minggu ini disambut dengan kesigapan dinas kebersihan yang mesti bekerja keras membersihkan sampah usai pasar kaget ini bubar.
Kalo tidak, imej kota sampah yang sempat disematkan kepada kota Bandung akan semakin melekat.

Comments

errick said…
beneran jumlah pedagangnya sampe 15 rebu? klo boleh tau, aa' taunya dari mana ya...

Popular posts from this blog

Met Ultah Jakarta

Semua Tentang Empat

Belajar dari Kisah Tragis Nisza Ismail dan Wang Yue