Cermin Retak

Semuanya masih terasa seperti baru kemarin... Tak terbilang rasa bahagia kami ketika tangismu pecah di keheningan yup...hari itu kamu hadir ke dunia pas jam 10 malam. Tepatnya Kamis malam Jumát 6 Safar 1426H Tangan2 serta kaki2 kecil yang lucu... sepasang mata yang jernih serta kulit yg bersih Ah..tak ada yg sebanding dengan itu kamu adalah harta yang tak ternilai harganya.. Kamu kami beri nama fikhar artinya kebanggaan.. Sejak saat itu bagi kami semua terasa baru.. Kami mulai belajar tentang kehidupan belajar jadi orang tua. walau dengan segala keterbatasan.. Sekarang kami jadi lebih mengerti apa makna rasa khawatir, rasa kesal, rasa marah segala rasa yang semuanya bermuara pada cinta.. Seperti kata Gibran, Kami hanyalah busur-busur tempat kamu sebagai anak panah yg siap diluncurkan Sang Pemanah.. kami senantiasa berusaha menjadi busur-busur teguh yg siap meluncurkanmu dengan penuh kekuatan agar kamu meluncur cepat dan tepat kearah keabadian... Kemarin kami mulai belajar melangkah, H...

Minggu yang melelahkan Kerjaan seakan tiada hentinya, selalu ada.. Bak mata air zam-zam, tak pernah surut, tak pernah kering... (hiperbolis kali yeee....hehehe). Mata juga lelah karena tak cukup waktu untuk sekedar terlelap. Kekhawatiran bertambah ketika melihat anak jatuh sakit. Melegakan ketika hape-ku berbunyi. Sepotong pesan singkat dari seorang teman menenangkan: "Bersyukurlah masih bisa capek, pusing dan khawatir. Berarti masih ada tanda-tanda kehidupan... :-)" Ah...benar juga. Rasa-rasanya masih kurang rasa syukurku. Memang benar banget Firman-Nya: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (Q.S 70:19) Pagi ini cerah sekali, padahal biasanya gerimis selalu turut mengawali hari. Hangat mentari melimpah Ya Robb, Kupersembahkan rasa syukurku karena Kau masih mempercayaiku serta memberiku begitu banyak kehidupan.